Tentang hari

-Puisi-

Tiupan angin di sore itu
Membangunkanku dari khayalan
Mengingatkanku akan hari esok

Tak mudah dan tak pun sulit bagiku

Ini cuma tentang hidup
Bukan tentang kematian 

Ku tahu tak ada yang bisa prediksi masa depan
Lalu tak ada gunanya dugaan dan khayalan
Maka berhenti tapi bukan berarti melupakan 

Berjuanglah untuk kawanku disana
Bersakit dahulu, kemudian bersenang
Kuburlah keraguan, kobarkan optimisme

Jika hari itu tiba
Ntah itu bersama kebahagian
Atau ditemani kesedihan
Ikhlaskan!
Itu semua rencana Tuhan

Jangan pernah diragukan! 

London, 30 Juli 2016

Gadis itu

Puisi oleh Fadhilah Muslim

Diam belum tentu tidak mengerti
Tatapan kosong belum tentu tidak tertarik
Namun dia lagi berfikir
Berfikir tentang apa yang sudah dijalani
Berfikir tentang bagaimana masa depannya

Dia mencoba menjauh dari dunia sekitarnya
Pura-pura tidak peduli terhadap apa yang terjadi
Pura-pura tidak mendengar apa yang dibicarakan orang banyak
Pura-pura tidak melihat apa yang terjadi di depan mata

Di mataku, dia terlihat begitu kuat
Bertahan terhadap beratnya rintangan hidup
Tak pernah terdengar kata mengeluh terlontar dari bibirnya
Namun airmatanya berbica banyak hal

Kutahu banyak hal tentang dia
Seorang gadis yang mudah menangis
Yang tak suka akan perselisihan dan perdebatan
Yang selalu bersemangat dan bergembira

Ahh gadis itu..
Dia sebenarnya lemah
Namun mencoba untuk selalu tegar

Dia sebenarnya kesepian
Namun selalu terlihat riang dan tersenyum

Dia sebenarnya tak kuat
Namun berusaha tetap bertahan

Gadis itu..
Semoga Allah selalu melindungi dan menyayanginya.

Menanti Kabar

-Puisi “untuk sang teman yang hilang”-

Wahai teman.
Dimanakah dirimu?
Sudah kucari namun tak kutemukan.
Bersembunyikah?
Atau sibukkah?
Lantas sesibuk itukah? 

Wahai teman.
Mungkin hanya lima menit saja.
Lima menit kucuri waktu berhargamu.
Hanya lima menit saja.
Tidak lama.
Lima menit untuk memberi kabar.
Kabar tentang hal yang kutitipkan padamu.
Hanya itu. 
Tak sulit kan? 

Wahai teman.
Diri ini bukan tak sabar menunggu.
Namun perasaan ini terasa terganggu saja. 
Khawatir akan hal yang belum terselesaikan ini. 
Tentang hal yang kan kuteruskan untuk seseorang.
Dimanakah hal yang kutitipkan itu?
Masih denganmu kah?
Semoga dia baik-baik saja bersamaan dengan dirimu tentunya. 

Mencoba terus bersabar, tapi tak tahu sampai kapan.
Mencoba selalu ikhlas, tapi ternyata tak mudah juga. 
Semoga jika sabar dan ikhlas bersatu, hal ini terselesaikan segera.
Dan tanda tanya pun berakhir.

—–?

Hidup itu Demikian

Kata-kata itu halus
Namun menyentuh sang hati lara

Kata-kata itu sungguh tersirat
Namun tepat sasaran dan tersampaikan

Kata-kata itu membuatku terdiam
Dan membisu seribu bahasa

Kata-kata itu membangunkanku tiba-tiba
Bangun dari mimpi panjang nan indah

Kata-kata itu mengundang air mata
Air mata yang sudah lama tertidur lelap

Kata-kata itu akhirnya ku dengar juga
Kata-kata yang sudah ku tunggu sejak lama
Kata-kata yang menyadarkanku akan kebenaran
Kata-kata yang tentu menyedihkan hati

Ku tahu,
Ini hidup yang tetap harus dijalani
Kesedihan hanya boleh singgah sebentar
Menyesal itu terlarang dan jangan pernah
Ikhlas dan bersabarlah
Berusaha kembali lalu berdoa lagi.

Hidup…demikian
Dan waktu…akan terus berputar
Kebahagian…kesedihan…
Semuanya akan selalu datang bergantian

Hidup..demikian

-move on-

Menyerah?

-Puisi-

Andai diri ini bisa memutar waktu itu
Tak kan kulakukan apa yang telah kulakukan
Rasanya ingin sekali untuk menyesal
Namun hati ini menolak dan menentang. 

Berbicara dengan hati
Berbicara tentang perasaan
Terdiam sejenak
Dan malu itu menyelimuti sang pikiran.

Apalah arti cinta yang tulus
Jika kepastian itu tak pernah ada
Apalah arti mimpi yang indah
Jika memang tak kan pernah menjadi kenyataan. 

Sudahlah kawan. 
Lebih baik berhenti? 
Mungkin iya.
Atau menunggu saja?
Bisa jadi.
Kemudian masih berharap? 
Ntahlah.

Atau mungkin bersabar saja?
Terus ikhlaskan?
Kemudian pura-pura bahagia sendiri?
Begitukah?

Begini saja..
Kuhaturkan doa untukmu kawan
Semoga dirimu baik-baik saja 
Tak pernah ada yang bisa menolak ketetapanNya
Jika iya, maka jadilah
Jika tidak, maka tetaplah tersenyum. 

Dan bahagia itu semoga selalu menemani
Menemani diri ini dan diri itu
Hari ini, esok dan selamanya. 

*Puisi ini untuk seorang sahabat disana di belahan bumi lain, sahabat lama yang sedang bingung melihat hati yang selalu penuh tanda tanya. Semangat kawanku yang baik hati. Kan kuselipkan selalu namamu dalam doaku*
Dari London yang menuju musim dingin. ^_^